Ketika Silancur Highland Ramai Bukan Main!




Saya memang selalu enggak betah buat terlalu lama berada di dalam rumah. Selalu muncul keinginan untuk sekadar “mencari angin”, entah itu hanya muter-muter kota waktu pagi, atau sekalian cari sebuah tempat privat yang menarik untuk motret lanskap. Beberapa waktu belakangan ini nama Silancur Highland tampaknya cukup menarik perhatian anak-anak muda di sekitar Kota/Kabupaten Magelang. Ya bagaimana tidak, tempat ini menyediakan panorama luar biasa untuk melihat matahari terbit di ketinggian lebih dari 1000 MPDL.

Terkadang saya pun cukup kepincut untuk sesekali main ke sana, tapi saya yakin betul pasti bakalan ramai sekali. Apalagi Silancur ini baru saja dibuka setelah beberapa waktu sempat ditutup. Untuk seseorang yang senang sekali dengan lanskap pegunungan, tentu sebuah keramaian merupakan hal yang ingin dihindari. Ditambah lagi misi saya untuk memotret lanskap ciamik, alamak angkat tangan saya, enggak sanggup jika harus edit di Photoshop kalau seluruh frame dipenuhi manusia. Hahaha

Saya iseng-iseng ajak kawan saya Bagas untuk keluar setelah subuh untuk mencari spot matahari terbit yang menarik. Karena rasa penasaran, saya iseng ajak Bagas untuk pergi menuju daerah Kaliangkrik. Kecamatan ini memang terkenal dengan suhunya yang dingin dan lanskapnya yang jos gandos karena berada di lereng Gunung Sumbing. Saya terus terang bingung akan menuju ke mana, tapi coba saja dulu melewati Silancur. Misalkan ternyata sepi, kita mampir; kalau tidak, ya lanjut cari spot lebih ke atas.



Berangkat dari rumah di Kota Magelang pukul 5 lebih sedikit. Saya awalnya cukup pesimis karena pagi itu kabut turun sampai pusat kota, bagaimana nanti kalau di atas ya. Sambil memantapkan hati, saya tetap lanjutkan perjalanan saja. Dan setelah melewati Kali Progo alias perbatasan kota dan kabupaten, kabut tiba-tiba menghilang. Gunung Sumbing tampak berdiri gagah di kejauhan tanpa dihalangi kabut sedikipun. Loh, eh! Kok bisa drastis begini ya. Bahkan kabut juga bisa pilih kasih. Saya dan Bagas hanya bisa ketawa-ketiwi senang saja. Hahaha

Melewati jalanan gelap nan sepi, akhirnya kami dihadapkan dengan sebuah pertigaan. Ambil saja arah yang lurus untuk bisa sampai di lokasi, jangan ambil arah kiri pokoknya. Atau kalian bisa dengan mudah cari saja Silancur Highland di aplikasi maps, bisa langsung ketemu kok. Jalanan mulai mengecil, pertanda kami mulai masuk area perkampungan. Untung saja jalannya sudah sangat halus sampai di atas, jadi enggak perlu khawatir dengan lubang di jalan. Tetapi tetap harus hati-hati karena jalan langsung berbatasan dengan jurang menganga.

Saat perjalanan saya cukup optimis kalau Silancur bakalan sepi, karena saya tidak bertemu anak muda yang lalu-lalang di sepanjang jalan menuju lokasi. Meskipun saya tidak berekspektasi tinggi karena kemungkinan ramai itu pasti ada. Tapi, setelah sampai di lokasi saya langsung shocked! Badalah, rame beneeerr! Gile, padahal dulu saya sering lewat daerah ini dan belum rame-rame amat. Ini sih sudah overload. Bahkan, saya dengar dari Bagas kalau ternyata akses masuk menuju lokasi dibatasi, jadi harus bergantian. Lah, padahal jam sudah menunjukkan pukul 6, dan matahari lagi cantik-cantiknya. Akhirnya Bagas pun mengajak saya untuk mencari spot lain, dan dijamin pasti sepi.

Spot yang Bagas maksud tidak terlalu jauh dari Silancur, hanya naik sedikit lagi. Bagas bilang kalau beberapa waktu lalu dia sempat blusukan sampai nemu spot yang menarik. Dan benar saja, benar-benar kontras dengan Silancur. Mungkin memang karena tempat ini hanya sebuah kebun tembakau dan bawang milik warga sekitar, jadi orang-orang di bawah itu tidak bakal kepikiran akan blusukan seperti kami. Tapi, tetap harus bayar untuk parkir. Namun, sayang sekali matahari sudah mulai meninggi dan kami tidak kebagian momen golden hour. Sayang sekali, tapi tidak apa-apa, sisanya tinggal memanfaatkan momen yang ada untuk menciptakan foto yang tetap ciamik!




Saya pribadi tidak kecewa sama sekali sih karena tidak bisa masuk ke Silancur, karena dari awal memang tidak terlalu berekspektasi tinggi dengan tempat ini. Saya sudah yakin betul bakalan ramai, dan ternyata malah lebih ramai, jauh dari ekspektasi saya! Hahaha. Tapi, saya tetap bersyukur bisa menemukan spot ini walaupun sudah ketinggalan golden hour. Jadi misalkan besok ingin berburu matahari terbit, langsung saja gaspol tidak perlu mampir-mampir segala, apalagi mampir Silancur. LOL

Kalau kalian sendiri bagaimana ketika menyikapi ramainya tempat wisata di daerah kalian? Saya pribadi terus terang selalu mendambakan tempat wisata yang tidak terlalu ramai. Tapi tentu saja pihak pengelola pariwisata tidak mau dong wisatanya sepi dari pengunjung. Kalau tips saya sih mending cari waktu terbaik, misalkan memang pukul 7 sudah ramai, cobalah datang lebih awal lagi. Kalau masih ramai juga, pindah tempat saja. Tapi, pastikan sudah melakukan riset terlebih dahulu, karena sayang saja kalau buang-buang waktu. Apalagi jika tujuannya adalah motret matahari terbit.

Jangan sampai niat awalmu liburan itu untuk menyegarkan pikiran, eh malah jadi tambah stres karena melihat pengunjungnya yang membludak. Cape doang



Selamat berkelana, semoga kita berpapasan!


Salam hangat,
Angga Tannaya

0 Response to "Ketika Silancur Highland Ramai Bukan Main!"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel