Perjalanan Menggapai Puncak Mahameru






         Mahameru merupakan titik tertinggi pulau Jawa, mungkin sebutan Mahameru sebagai puncak abadi para dewa sudah tidak asing lagi di telinga para pendaki gunung.
cerita pendakian sebelumnya yang saya tulis sampai Kalimati bisa dilihat di postingan saya sebelumnya. 

Baca juga: Bertahan Dalam Suhu Minus Ranu Kumbolo

Kalimati – Arcopodo : 2 jam



           Tengah malam sekitar pukul 23.00 setelah persiapan, sehabis ngisi perut, dan pada ribet sendiri-sendiri kami ber 14 akan memulai perjalanan menuju Mahameru diawali dengan doa dengan mas NopNop yang mimpin doa : “Assalamualaikum Wr.Wb  teman-teman, setelah ini kita akan melanjutkan perjalanan menuju puncak, semoga kita semua sukses, diberi kelancaran dan kekuatan buat menggapai puncak Mahameru bersama. Dan inget tujuan kita masing-masing ... semoga Allah memberi kita kelancaran. Berdoa menurut kepercayaan dan keyakinan kita masing-masing, berdoa dipersilahkan.. ( kemudian suasana hening dan mengharu biru) ..”selesai”.. kata mas NopNophix


Edelweiss dan Mahameru

               Headlamp mulai kami nyalakan, dan kami mulai berjalan beriringan. Mulai dari sini semua carrier harus ditinggal. Cukup membawa daypack saja yang berisikan minuman makanan p3k dan barang berharga yang lainnya. Menurut info yang kami dapat saat di Ranupani sih kita gak bakal ketemu dengan pos Arcopodo. Melainkan kita lewat atas pos Arcopodo, karena jalannya rusak dan lebih ekstrim katanya. Seperti kedengarannya, di Arco : arca. Katanya ada dua buah arca disana, tapi entah dimana lokasi pastinya. Mungkin pihak pengelola sengaja menyembunyikan arca tersebut agar tidak rusak dan tetap seperti kondisi aslinya. trek menuju Arcopodo ini sudah mulai menanjak terus bahkan terkadang kita harus berpegangan pada akar-akar yang ada agar bisa mempermudah laju kita untuk sampai diatas.

                Banyak sekali jumlah pendaki yang melakukan summit attack sehingga tak heran untuk berjalan sampai atas sesekali kita harus mengantri terlebih dahulu. Di jalan sebelum batas vegetasi kami sempat berisitirahat agak lama dan sambil muter lagu yang terdengar sangat yahud jika kita sedang ada di tengah hutan dan dalam kondisi sepi saat itu. liriknya yang sangat menyentuh kami (Saya , mas Nophix, mas Rendra, mas Werok, mas Davig, mas Nuki.mas Aji, Windi, Rosa, Andri, Fajar, Dwiki, Habin dan mas Wiku) .Sungguh terasa kebersamaan kami semua, padahal baru beberapa hari diantara anggota satu team saling kenal. Tak berlama-lama lagi kami melanjutkan perjalanan menuju batas vegetasi. ya Allah sungguh gagah sekali Mahameru itu. terlihat gundukan pasir yang sangat besar menghitam ditengah temaram cahaya bulan purnama.

                24 Juli 2015

                Arcopodo – Mahameru : 4-5 jam ( bisa berubah tergantung fisik )

batas vegetasi (diambil saat turun)

                Inilah trek terberat di Semeru, buff sudah harus dikenakan agar pasir dan debu tidak masuk ke mulut. bercumbu dengan pasir selama berjam jam. Berjalan di trek berpasir memang harus ekstra sabaaar. Bagaimana tidak, naik 3 langkah turun 2 langkah. Ya begitulah, ini kali kedua saya mendaki dengan trek berupa pasir seperti ini, kali pertama saya adalah ketika saya mendaki Merapi tahun lalu. Pasirnya sangat labil dan membuat kita gampang merosot. Begitu terus sampai Mahameru. Maka dari itu, gunakanlah sepatu tracking yang memang benar-benar di desain untuk sebuah pendakian. Masih sering sekali saya lihat pendaki yang memakai sepatu sneakers seperti c*nv*rse. Kita aja kesusahan apalagi mereka yaa..

                Suara teriakan "awas batu!!" menjadi sebuah momok ketika kita mendaki di gunung yang berpasir seperti ini. Sudah terbayang bagaimana ngerinya jika badan kita tertimpa batu yang terkadang ukurannya sangat besar. Baru saja sampai di pertengahan jalan sang mentari mulai muncul, dan untungnya tidak ada satu pun penghalang di arah timur. Langsung saja kami abadikan sunrise pada hari hari itu.



                Semakin lama beristirahat bukannya rasa kantuk hilang malah dinginnya semakin menusuk ke tulang. Dingin sekali memang suhu pada pagi hari itu. Matahari mulai menyinari jalur pendakian, ternyata puncak masih sangat jauuuuuh sekali. Rasanya agak nyesek sih liat puncak ternyata masih jauh, tapi kami harus tetap semangat. Banyak sekali pendaki yang menyerah ditengah jalan. “ kok udah turun kenapa mas?” , “gak kuat mas, udah lemes banget dan puncak ternyata masih jauh mas”. Yaaah sayang sebenarnya, tapi yasudah tidak apa-apa. Mahameru gabakal kemana-mana kok. Masih ada lain waktu untuk berjuang lagi.

                   Saya termasuk dalam rombongan terakhir, karena mulai trek berpasir ini rombongan kita mulai tercerai berai. Mas Nuki, mas Davig, mas Werok dan mas Aji semakin ngacir di depan, Fisik mereka sangat kuat, daripada harus mengikuti laju mereka yang cepet banget mending saya di belakang aja deh. toh puncak gabakal kemana-mana kan. Habin, mas Wiku, mas Nophix, Rosa, Andri, Fajar, Dwiki terkadang masih terlihat ada diatas kami. Saya bersama Windi dan pak guru berada dibelakang. Berjalan beriringan dan terkadang saling mengulurkan tangan agar laju mereka lebih mudah. . 

              5 jam lebih kami berjuang di tengah trek berpasir Mahameru. Semakin keatas rasanya semakin susah untuk bernafas. Untung saja kami membawa tabung oksigen untuk memudahkan kami saat bernafas. Selain oksigen menipis, trek menuju Mahameru semakin miring saja. Mungkin 60 derajat lebih sudut kemiringannya. Dan kegiatan yang sering dilakukan saat menuju Mahameru adalah menyopot sepatu. Bagaimana tidak, pasirnya masuk semua ke sepatu. Ya memang paling enak kita harus memakai gaiter agar pasir tidak masuk ke sepatu.

pasirnya masuk sepatu semua


tampak Kalimati

asapnya ulalaaa


                Setelah berjuang begitu keras, setelah berjam jam bercumbu dengan pasir Mahameru. Kami sampai di Mahameru pukul 07.00 pas tet. Perjuangan yang melelahkan akhirnya terbayar dengan pemandangan dari puncak yang begitu indah. Puncak tertinggi jawa. MAHAMERUUUUU!!!!!

                Mas-mas yang kelihatan sangar pun akhirnya bisa mbrebes mili, eh salah.. mbrebes ganteng kata mereka haha alias pada nangis. Anak-anak pada nangis dan Windi lah yang kami rasa paling kenceng meweknya. aduuuhh, tapi salut deh sama cewek-cewek yang berhasil sampai puncak. Kami saja kaum Adam serasa hampir putus asa menghadap tanjakan yang tak henti-henti, semacam tanjakan penderitaan lah. Mengingat untuk mencapai Mahameru tidaklah mudah, dan banyak sekali pendaki yang menyerah di tengah jalan karena tak kuat dengan treknya. Alhamdulillah kami ber 14 dapat menggapai puncak tertinggi jawa..



abaikan muka dan rambut saya





                Sesekali kami dikagetkan dengan suara gemuruh aktivitas kawah Jonggring Saloka mengeluarkan asap putih yang sangat eksotis. awalnya kami sangat kaget, bukannya takut kami malah mempersiapkan 'senjata' kami untuk selfie haha. ya karena momen seperti itu sangat langka didapati.


             Setelah kami rasa cukup berfoto ria kami memutuskan untuk turun, sangat asik turun di trek berpasir. Jadi inget dulu waktu naik ke Merapi, naik ngesot turun mrosot.. gapapa mas mbak gausah malu prosotan disini, prosotan di gunung tertinggi Jawa kan asoy ya haha. Tapi jangan terlalu keasikan ya, harus tetap waspada dan ambilah selalu jalur yang kiri. Karena katanya jika kita terlalu ke kanan malah bisa ketemu dengan blank 75 alias jurang yang mempunyai kedalaman 75 meter.

                Sampai di kalimati kami menyantap makanan terlebih dahulu. Beristirahat agak panjang karena sorenya kami akan turun menuju Ranukumbolo.

indah sekali, berat untuk berpisah
              Sekedar untuk saran saja, sebaiknya di malam terakhir setelah kita turun dari Kalimati kita menginap lagi di Rakum. Karena apa? selain untuk mengisi tenaga sehabis dari puncak, keindahan Rakum pasti selalu bikin takjub. Bener kan? yang pernah kesini pasti juga ngerasain deh, sekarang saja saya masih sangat rindu dengan keindahan Ranukumbolo..Jangan bosan-bosan bongkar pasang tenda deh pokoknya..
        
 
indah kan ya?

        
bunga verbenanya gak kalah indah



                  oh iya, trek untuk turun gunung disediakan 2 jalur. yang pertama jalur biasa yang digunakan untuk naik juga dan yang kedua adalah jalur gunung Ayek-Ayek. Kami memutuskan memilik jalur Ayek-Ayek sebagai jalur untuk turun. yang namanya turun gunung biasanya treknya akan menurun terus, tetapi trek kali sangat istimewa karena untuk sampai Ranupani kembali kita harus naik gunung dulu sebelum kita benar-benar merasakan yang namanya turun gunung.

foto fullteam dulu sebelum turun

savana jalur Ayek-Ayek
indaaahhh





                    Singkat cerita kami sampai di Ranupani, memang jika kita lewat jalur Ayek-Ayek akan menghemat waktu beberapa saat. sungguh bangga rasanya, kami satu team beranggotakan 14 orang berhasil menggapai Mahameru dengan perjuangan yang tak henti-henti. Semoga suatu saat momen seperti ini bisa terulang kembali. bye-bye teman-teman Ngawi, Solo, Lamongan, Gresik. Bakal kangen sama kalian deh pokoknya.


               


Estimasi biaya yang saya keluarkan untuk transportasi selama perjalanan menuju Semeru :
  • Magelang - Jogja : 15rb 
  • Jogja - Solo : 24rb
  • Solo - Surabaya : 48rb
  • Surabaya - Malang (patas) : 25rb
  • Malang - Tumpang : 10rb
  • Tumpang - Ranupani : 1,3jt PP
  • Surabaya - Magelang (patas) : 140rb include makan di rumah makan Duta Ngawi      

Salam lestari!!!

note : - jika ingin BAB usahakan memakai sistem gali tutup lubang, di beberapa pos juga disediakan MCK kok. Tapi lebih baik jika ingin masuk MCK sebaiknya bawalah sesuatu yang bisa untuk menutupi hidung karena baunya sangat horor. Bikin mual-mual deh, sumpah..
- hargailah adat istiadat yang ada di sana
- jangan lupa bawalah trash bag untuk membawa sampah kalian turun ke basecamp Ranupani



         Bolehlah mampir di galeri kecil saya, berisikan foto-foto pribadi saya tentang perjalanan yang pernah saya lalui. Instagram saya : @wi.sepi


                 

0 Response to "Perjalanan Menggapai Puncak Mahameru"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel