Embung Kledung: Suasana Camp Malam Tahun Baru



Merayakan pergantian tahun di kota besar merupakan hal yang sangat biasa. Bagaimana jika sesekali merayakan tahun baru di alam terbuka? Sepertinya terdengar sangat asik ya, tidak mainstream. Namun, merayakan tahun baru di alam terbuka tak hanya menyiapkan raga saja, melainkan menyiapkan rencana dan peralatan yang matang agar pengalaman barumu itu lebih bermakna dan tidak amburadul.

Suatu ketika, Agatha menyiapkan sebuah surprise untuk saya. Tak biasanya, dia ingin merayakan tahun baru sambil camping ceria di sebuah tempat terbuka. Ternyata dia sudah mempersiapkan peralatan tanpa saya ketahui sebelumnya. Oh ya, cerita ini bukanlah cerita fresh, karena sudah dua bulan lebih tahun baru terlewati. Namun, tidak ada salahnya, kan, berbagi pengalaman yang menarik? Apalagi jika cerita ini bisa bermanfaat untuk orang lain.
.
Sebenernya, saya sudah tahu bahwa Embung Kledung ini ada camp ground-nya, tapi entah mengapa saya tidak kepikiran untuk mencobanya. Hingga si Agatha mengajak, ya sudah, saya meng-iya-kan saja. Kalau membayangkan camp ground dengan latar belakang danau atau embung atau hal lain semacamnya, saya jadi membayangkan suasana di Ranu Kumbolo. Kira-kira apakah suasananya akan sama tidak ya dengan surganya Gunung Semeru itu? Oh ya, ngomong-ngomong Embung Kledung itu ada di kaki Gunung Sindoro dan Sumbing. Jika kalian sering berjalan-jalan menuju Dieng dari arah Temanggung, maka secara tidak langsung kalian melewati daerah embung tersebut. Jika bingung, cari saja Basecamp Pendakian Gunung Sindoro via Kledung, kalian masuk saja ke gang tersebut dan sudah ada petunjuk arahnya, tinggal ikuti saja. Namun, sebenernya gang menuju embung supaya tidak memutar ada gangnya sendiri, namun pada waktu saya ke sana jalannya sedang diperbaiki dan kami dialihkan untuk lewat gang yang sama dengan Basecamp Sindoro tersebut.

Tanggal 31 Desember sore kami berangkat melalui Jalan Raya Semarang-Surakarta dan lewat jalur Temanggung kota. Kami biasanya lewat jalur Sumowono jika ingin ke Wonosobo, namun karena motor saya sedang kurang sehat, jadi kami cari aman saja supaya jika tiba-tiba mesin saya mati dapat dengan mudah mencari bengkel. Singkat cerita kami sampai di lokasi pas maghrib, waktu itu cuaca hujan dan kabut turun dengan pekatnya, saya benar-benar rindu dengan suasana seperti. Entah mengapa, waktu itu saya malah senang sekali dengan kabut tersebut, hahaha. Kita diwajibkan untuk mengisi administrasi terlebih dahulu dengan membayar uang sejumlah IDR 20.000 untuk dua orang dan parkir IDR 5.000, semoga tidak salah info karena saya sudah lupa. Hehehe




Saya mendirikan tenda ditengah hujan rintik-rintik, karena sangat lama kami tunggu tak kunjung reda. Tenda selesai, kami beres-beres dan memasak air untuk membuat kopi dan cokelat panas di tengah udara dingin. Semoga saja malam ini tak hujan. Karena saya cukup lelah karena motoran dari Semarang lebih dari 3 jam, saya tidur saja, namun sebelumnya set alarm pada tengah malamnya supaya bisa menikmati malam tahun baru dengan suasana yang asyik. Saya tidak makan malam karena masih kenyang dan malas juga mau bikin makanan berat malam-malam. 

Tengah malam saya terbangun karena badai, waduhhh, saya keluar untuk membenarkan tenda yang mulai berantakan terhempas angin. Untung saja waktu itu bawa payung, jadi bisa keluar tanpa meggunakan jas hujan. Tenda selesai, saya tidur lagi. Pas tengah malam, saya terbangun karena suara petasan di luar sana. Ternyata sudah ganti tahun! Namuuunn, kok masih gerimis saja ya. Karena malas sekali keluar, saya bodo amat deh dengan tahun baru. Ya yang benar saja, tahun baru hujan-hujn itu lebih enak buat tidur. Hahaha.

Singkat cerita, saya bangun sangat pagi, berharap dapat melihat sunrise di luar tenda. Tapi saya cukup pesimis karena semalaman hujan tak henti-henti. Ya benar saja, tidak ada sunrise di awal tahun 2019. Tapi saya tidak kecewa, sih, karena memang kami tidak terlalu berambisi atau berekspektasi untuk mendapatkan sunrise pagi itu. Niatnya hanya untuk melepas penat karena beberapa waktu ini kami jarang sekali keluar dari kebisingan kota. Yang jelas, kami sangat menikmati perjalanan kami waktu itu. Pagi kami lalui dengan memasak makanan mewah dan minuman panas. Eh, ndak mewah-mewah banget sih, cuma spagetti saja dengan telur juga dan beberapa menu lainnya.






Di sekitar embung banyak spot yang bagus untuk foto-foto. Secara keseluruhan tempat ini keren deh, cukup mengobati rasa kangen pada Ranu Kumbolo deh pokoknya. 

Jam 10an kami mulai repacking karena takut kesiangan sampai Semarang. Pokoknya, Embung Kledung adalah salah satu tempat yang bisa dijadikan referensimu untuk sekadar camping ceria di tengah kesibukanmu sehari-hari. Tapi, walaupun ceria, pastikan tidak ada sampah yang kalian tinggalkan. Mari kita jaga alam ini tetap bersih dengan didasari dari menyadarkan diri sendiri.



Salam Hangat,
Angga Tannaya

0 Response to "Embung Kledung: Suasana Camp Malam Tahun Baru "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel