Brown Canyon: Menelusuri Bekas Galian Tambang Eksotis


Reputasi Brown Canyon di Kota Semarang tampaknya semakin naik drastis. Bagaimana tidak, tempat ini sangat eksotis jika dilihat. Walaupun sebenarnya tempat ini bukanlah sebuah lokasi wisata pada awalnya, melainkan sebuah tempat bekas galian tambang batu kapur. Tetapi jika dilihat bentuknya memang sangat unik, apalagi jika waktu saat mengunjungi pas, keren banget deh.  Lokasi Brown Canyon tidak terlalu jauh dari pusat kota. Kalau kalian start dari kampus UNDIP, maka sudah sangat dekat dengan lokasi. Sepertinya malah masih satu kecamatan, yaitu Kecamatan Tembalang. Saya anjurkan untuk datang ke lokasi ini pada pagi hari ataupun sore hari. Sebab, cuaca di tempat itu ketika siang hari sangat terik dan menyengat. Ditambah lagi dengan debu yang berterbangan.

Ngomong-ngomong kalian akan sesekali bertemu dengan alat berat maupun truk di sana, karena ternyata penambangan masih aktif. Terbayang lah ya bagaimana suasana ketika siang hari. Panas, tandus, ditambah udara yang bercampur asap truk, sangat menyebalkan.

Berangkat dari kos dekat Kampus UNNES pada sore hari, sekitar jam setengah 4 dengan estimasi waktu sekitar 40-50 menit perjalanan santai. Sebenarnya jarak dari UNNES menuju UNDIP cukup dekat, tapi karena kedua kampus itu terpisah lembah jadi mau tidak mau harus memutar. Sebenarnya ada jalan pintasnya dengan menuruni lembah itu terlebih dahulu, karena motor kurang bertenaga ya sudah mending lewat jalan umum saja walaupun lebih jauh, sekalian jalan-jalan. Lagipula jalannya sudah enak kok, mulusss. Jika kalian agak bingung dengan jalannya, lebih baik buka maps saja, atau bisa bertanya dengan warga sekitar jika dirasa sudah mendekati lokasinya. Tebing-tebing Brown Canyon terlihat dari jauh, jadi bisa menjadi indikator menentukan arah dan jalan. Jalan menuju Brown Canyon ini cukup parah pada beberapa bagian, pastikan kendaraan kalian dalam kondisi prima, jangan malah perjalanan kalian susah karena beberapa masalah pada motor, bakalan susah banget cari bengkel di tempat seperti itu.

Jalan aspal berganti menjadi aspal berbatu, terkadang tanah berpasir, pertanda saya dan Agatha segera sampai pada lokasi. Ngomong-ngomong ini merupakan kesempatan kedua saya berkunjung ke Brown Canyon. Jika dilihat sebenarnya jalanan di sini sudah lebih berkembang, tidak separah dulu. Apalagi dulu saya berkunjung pada tengah hari, waduhhh terbayang betapa sakitnya kulit saya tersengat cahaya matahari pada waktu itu. Namun karena pengalaman itulah saya jadi mengerti kapankah waktu yang lebih baik untuk mengunjungi Brown Canyon.




Pertama-tama saya ingin mencari spot agar bisa melihat keseluruhan wilayah tambang, yang jelas lokasi yang cukup tinggi. Saya pernah melihat beberapa foto di Instagram yang memperlihatkan sunset dari atas tebing tertinggi. Setelah saya cari kok beda ya, sebenarnya sebelah mana sih tempat tertinggi di sana? Tidak kunjung ketemu, ya sudah seadanya saja deh, karena kami takut kemalaman jadi kami memutuskan untuk mencarinya kapan-kapan saja. Dengan begitu kami turun menuju tempat yang sedikit lebih rendah.  Seperti dugaan saya, ternyata tempat di sekitar tebing memang lebih ramai jika dibandingkan tempat pertama tadi. Tapi tidak kalah keren kok, berasa seperti di Grand Canyon AS sana. Asyik juga nih Semarang punya sebuah tempat yang unik banget, padahal tidak terlalu jauh dari pusat Kota Semarang.

Matahari mulai terlelap dalam tidur "sekejapnya", pertanda hari mulai gelap. Namun semburat kekuningan di langit tampak menambah eksotis tempat ini. Benar saja, ternyata Brown Canyon pada sore hari memang waktu terbaik untuk dikunjungi. Sudahkah kau berkunjung ke sini? Jika belum, segeralah keluar dari hiruk pikuk dan temukan sepotong kecil keindahan di antara kota besar  yang mungkin tak kau duga sebelumnya.


Salam Hangat,
Angga Tannaya

0 Response to "Brown Canyon: Menelusuri Bekas Galian Tambang Eksotis"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel