Berburu Kabut di Hutan Pinus Kayon



Musim penghujan bukanlah suatu penghalang untuk terus mengeksplorasi sebuah tempat. Mungkin sebagian orang memang sebal dengan musim yang ekstrim sehingga harus menunggu musim segera mereda yang entah kapan datangnya hanya untuk berjalan-jalan ria. Namun jika musim hujan tak kunjung reda, lantas kau hanya akan duduk termangu sendirian di sudut kamar? Jika kita mau mencoba mencari referensi, sebenarnya ada peluang yang bagus untuk berkunjung ke suatu tempat. Pernahkah kalian mencoba untuk berkunjung ke sebuah hutan ketika kabut sedang turun? Jika iya, itulah jawabannya. Menurut saya pribadi, hutan yang diselimuti kabut tampak lebih memukau dan tampak dramatis di mata saya. Entah mengapa, hutan berkabut adalah tempat favorit saya untuk dikunjungi ketika bulan-bulan musim penghujan seperti sekarang ini.

Walaupun Kota Semarang merupakan sebuah kota metropolitan, tidak menutup kemungkinan bahwa ada hutan pinusnya. Beberapa terdapat di lereng Gunung Ungaran, sebagian lain ada juga di lereng Gunung Merbabu. Merbabu? Iya, kalian tidak salah baca. Kecamatan Getasan adalah salah satu daerah di lereng Gunung Merbabu yang masih masuk wilayah Kabupaten Semarang. Ya walaupun memang jika dari pusat kota jaraknya terbilang jauh. Tapi setidaknya kan masih di wilayah Semarang, walaupun harus mengeluarkn tenaga ekstra.

Entah mengapa, di beberapa tempat kabut turun ketika sore hari; namun beberapa lainnya turun ketika pagi hari. Namun, biasanya sih jika di lereng gunung memang lebih sering turun ketika sore hari. Berdasarkan informasi tersebut saya dan Agatha memutuskan untuk mengunjungi sebuah hutan pinus pada sore hari. Namanya adalah Pinusan Kayon yang terletak di Kecamatan Getasan, Kota Salatiga, Kabupaten Semarang. Untuk menuju Salatiga saja dari Semarang membutuhkan waktu kurang lebih satu jam perjalanan santai, nah dari pusat Kota Salatiga itu sendiri masih membutuhkan waktu sekitar waktu 30-45 menit, bergantung kondisi, jika kalian sudah tahu lokasinya ya pasti bakal lebih cepat sampai ke lokasi. Waktu itu kami agak bingung jadi ya sedikit molor. Jika belum pernah berkunjung coba cari tahu informasinya terlebih dahulu, bisa dilihat dari maps juga, kok.

Kami berangkat dari Semarang pukul 3 sore, dengan estimasi waktu sampai pukul 4.15 PM. Jadi kami ada waktu mengeksplorasi sampai gelap tiba. Jalan raya mulai berganti dengan jalan kampung beraspal yang sudah mulus pertanda kami mulai memasuki area kampung menuju hutan pinus yang kami tuju. Udara pun semakin dingin, Gunung Merbabu tampak berkabut di atas sana. Saya sih berharap kabut tersebut bisa menyentuh pohon-pohon pinus. Ketika kami sampai, ternyata tidak ada kabut, malah terang benderang, padahal langit tampak kelabu, lho. Gini, nih, kalau pas pengen kabut, kabutnya tidak turun. Sedang ketika ingin cerah, kabut malah justru sering muncul. Tapi ya sudah, tetep keren sih tempatnya.



Oh ya, hutan pinus ini adalah kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu. Walaupun mungkin lokasinya masih jauh sekali dengan basecamp-basecamp yang ada. Harga tiket masuknya sebesar IDR 15.000 per orang, berarti memang mungkin disamaratakan di semua wilayah taman nasional. Sebab, beberapa waktu lalu ketika saya mendaki Merbabu, tiket masuknya juga sama.
Jalan setapak terbuat dari semen menemani kami ketika memasuki wilayah hutan. Ternyata memang tempatnya sudah diurus sedemikian rupa sehingga menarik para wisatawan untuk berkunjung. Hutan pinusnya keren sih, gak kalah sama tetangganya yang punya predikat “Top Selfie” itu. Waktu itu ternyata tak banyak orang yang berkunjung, mungkin karena kami datang ketika weekday. Seneng juga lihat hutan pinus yang sepi gini, nggak banyak orang jadi bisa lebih puas buat foto-fotonya. Ternyata jalannya cukup panjang juga, saya kira tidak seluas itu pada awalnya. Sampai hari mulai gelap saja kami belum sampai ujung jalan setapak ini. Karena sudah mulai ngeri juga suasananya, kami tidak meneruskan untuk sampai ujung, karena kebetulan tidak bawa headlamp juga pada waktu itu.

Walaupun kabut tak turun, hal itu sama sekali tidak mengurangi keindahan tempat ini. Waktu yang paling pas untuk mengunjungi sebuah hutan pinus menurut saya adalah pagi ataupun sore hari, di mana cahaya sangat lembut dan sangat mendukung untuk kegiatan fotografi. Ketika kalian ke Salatiga, sempatkanlah untuk berkunjung ke Hutan Pinus Kayon, apalagi kalau pas beruntung dapat kabut, beuhhh dramatis banget pasti foto-fotomu. Namun, pastikan ketika berkunjung kalian tidak meninggalkan sampah sama sekali. Apalagi hutan pinus ini merupakan kawasan Taman Nasional, kalian akan segera ditindak jika kedapatan membuang sampah sembarangan. Terlepas dari tempat tersebut adalah Taman Nasional atau tidak, mari bersama-sama jaga bumi pertiwi tercinta ini tetap bersih.




Salam Hangat,
Angga Tannaya

0 Response to "Berburu Kabut di Hutan Pinus Kayon"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel