Waktu Terbaik Menikmati Gunung Merapi dari Bunker Kaliadem



Pernah mendengar istilah "Merapi tak pernah ingkar janji"? Mungkin beberapa dari kalian tinggal di kota yang dekat dengan Gunung Merapi atau bahkan pernah mendakinya? Jika iya saya rasa istilah di atas cukup familier di telinga. Saya pun tidak tahu menahu soal istilah yang sudah ada sejak lama itu. Namun tetap saja, Merapi adalah salah satu gunung yang menakjubkan bagi saya. Selain karena memang pesona alamnya memang keren banget, siklus letusannya pun tak pernah bisa diprediksi. Dari hal itu banyak sekali orang yang mulai memusatkan perhatian ke salah satu gunung paling aktif di dunia ini.

Tahun 2006 silam, Merapi benar-benar mengamuk dengan meluluhlantahkan beberapa daerah di lereng sebelah selatannya. Salah satu berita yang sangat mengejutkan pada waktu itu adalah tewasnya beberapa orang di dalam sebuah bunker di daerah Kaliadem. Hal tersebut disebabkan karena suhu di dalam bunker yang terlampau panas akibat dari guguran lava pijar atau wedhus gembel Merapi. Namun terlepas dari semua kejadian itu, Merapi tetap menakjubkan.

Semasa masih duduk di bangku SMA dulu, saya pernah berkesempatan untuk mendaki Gunung Merapi. Bagi saya sendiri, mendaki gunung ini adalah sebuah pengalaman berharga, mulai dari menikmati alamnya yang unik dan berbeda dari gunung lain, ditinggal teman-teman rombongan, hingga merapi merupakan pendakian pertama saya pada sebuah gunung berapi yang masih aktif. Hingga saat ini saya sering kesal sendiri jika teringat perasaan campur aduk pada waktu itu. Namun ternyata Merapi tidak hanya bisa dinikmati dengan cara mendakinya saja, melainkan banyak sekali cara yang dapat kita lakukan untuk bisa melihat gagahnya Merapi dari suatu tempat. Salah satunya adalah Bunker Kaliadem. "Kok Bunker Kaliadem, kan dulu habis kena awan panas?" Iya benar, kalian tidak salah baca. Sekarang Bunker Kaliadem telah bertransformasi menjadi sebuah tempat wisata yang keren banget. Lagipula bencananya kan sudah lama sekali, wajar saja kan jika sekarang menjadi tempat favorit untuk berlibur?

Bunker Kaliadem



Suatu ketika, saya sedang ingin sekali berjumpa dengan Merapi, pasalnya memang sudah lama sekali saya tidak mengeksplorasi tempat-tempat keren di lerengnya. Sebelum berangkat saya melakukan riset terlebih dahulu agar referensi saya mengenai Bunker Kaliadem bertambah. Satu hal yang pasti, menurut informasi yang saya dapat waktu terbaik untuk mengunjungi sebuah tempat yang berkaitan dengan sebuah gunung adalah pagi hari. Karena jika kita kesiangan, gunung lebih sering tertutup kabut. Ditambah lagi waktu itu adalah musim peralihan dari penghujan menuju kemarau, yang mana masih ada peluang untuk hujan namun tidak terlalu sering seperti musim penghujan. Jadi, masih banyak dijumpai kabut yang menutupi puncak gunung. Sebab, saya pernah mencoba berkunjung ke Bunker Merapi pada jam 10an lebih, namun cuaca sudah berkabut dan terkadang turun hujan rintik-rintik, jadi ya saya putar haluan. Maka dari itu, belajar dari pengalaman yang lalu saya ingin mencoba berkunjung pada pagi hari dan berangkat dari Jogja pada pagi buta.

Naahhh berhubung dari Jogja saja sudah pagi buta, tidak mungkin dong saya berangkat dari Magelang tengah malam. Karena pada waktu mendaki Gunung Rinjani saya bertemu dua orang teman dari Jogja, saya memutuskan untuk mengajak mereka untuk menjadi guide saya di sana,  sekaligus nebeng tidur hahaha. Karena mereka sudah pernah berkunjung ke Kaliadem, jadi paling tidak, bisa meminimalisir kesasarnya saya dalam menentukan jalan. Kalau nyasar dan sampai tempat kesiangan, ya sama saja akhirnya, padahal sudah susah-susah cari waktu yang cocok.

Singkat cerita kami bertiga berangkat dengan starting point kos milik Mas Rikki, Mas Eko pun ikut nginep juga semalam. Sehabis sholat subuh, kami berangkat dengan menyusuri Jl. Raya Kaliurang yang lurus-lurus saja lempeng, jarang ada belokan. Ternyata jalannya cukup mudah dan tidak membingungkan, kalian bisa melihatnya di maps jika bingung. Jalan mulai berganti menjadi jalan yang lebih kecil, kadang ditemui pasir yang cukup dalam pada jalan itu. Karena masih gelap, ban motor saya tidak sengaja melewati pasir itu, lalu saya terjatuh. Gubrak!!! Teman-teman reflek langsung menghampiri saya. Namun saya sehat-sehat saja, karena memang jatuhnya pelan tadi. Alhamdulillah masih diberi keselamatan. Karena saya tidak apa-apa, dan hanya beberapa bagian body bumper pecah; kami tetap lanjut menuju lokasi, sayang juga kan padahal tinggal dikit lagi. 

Akhirnya kami sampai juga. Tidak disangka ternyata waktu itu cukup sepi dan cuaca ceraaahhh, Tidak sia-sia perjuangan saya, hahaha. Waktu itu saya tidak ditariki harga tiket masuk, hanya bayar parkir saja. Dan kami bisa parkir sampai lokasi teratas, ngomong-ngomong kalau kalian kesiangan tidak bisa parkir di atas, melainkan harus parkir di dekat gerbang masuk dan diharuskan jalan kaki cukup jauh.



Merapi tampak gagah sekali di kejauhan, kabut tipis tampak mengelilingi puncaknya. Pesona Merapi memang sungguh luar biasa, dipandang dari sudut manapun. Bunker yang menjadi saksi bisu kedahsyatan Merapi ternyata masih utuh, saya tidak bisa membayangkan bagaimana kengerian pada waktu itu. Hingga saat ini pun suasananya ngeri masih tersisa. Puas berfoto-foto, kami menyudahi perjalanan ini dengan turun menuju parkiran, karena kebetulan waktu perut kami sudah keroncongan dan di sana tidak ada yang menjual makanan, jadi kami memutuskan untuk mencari makan di pusat kota Jogja saja.

Saya beruntung bisa mengunjungi tempat luar biasa ini. Ternyata memang benar kata orang-orang, jika kita mau berusaha dan berjuang, Merapi tak akan mengingkari janjinya. Insiden tadi sama sekali tidak terasa ketika Merapi benar-benar menepati janjinya dengan memperlihatkan keagungan dan keindahannya. Terima kasih Merapi, sampai berjumpa lagi!

Mas Rikki & Mas Eko

Salam Hangat,
Angga Tannaya

0 Response to "Waktu Terbaik Menikmati Gunung Merapi dari Bunker Kaliadem"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel