Solo Trekking menuju Curug Lawe Sicepit

It's been months since my last post has been published. Saat ini sepertinya pamor travel blogger sudah tak sebesar dulu, ya. Dulu, padahal rasanya asik sekali tiap kali kami membaca tiap post milik travel blogger lain. Sampai-sampai saya sampai ngiler pengen banget pergi ke tempat yang kawan saya tulis di blog-nya karena story-telling dia terngiang-ngiang di kepala. Namun apa mau dikata, perkembangan zaman memaksa kita untuk migrasi ke dalam format video.

Cuma rasanya kangen sekali nulis pengalaman saya di blog yang sudah lama saya bangun. Rasanya itu beda banget ketika kita membaca cerita dan diceritakan dalam bentuk video. Beda banget! Dengan membaca, kita jadi lebih imanjinatif. Sambil ngebayangin tulisan yang ditulisin oleh blogger lain itu seru banget! Nah, makanya saya pengen memulai lagi aktifitas yang sudah lama enggak saya lakukan, yaitu nulis perjalanan saya di blog ini. Ya, walaupun pasti tidak seramai dulu, sih. Hehehehe

Jadi, hampir 2 tahun ke belakang ini saya sedang sibuk buat nyari cuan. Boro-boro buat nulis, buat cari bahan tulisan yang artinya traveling saja sampai enggak sempat. Pekerjaan saya yang tadinya shifting sekarang jadi nine to five nine to six, cuma ya tetap saja rasanya sudah capek di pekerjaan. Jadi saya enggak bisa sebebas dulu untuk traveling. Padahal dulu traveling selama 2 bulan rasanya enggak ada beban, eh sekarang cuma buat liburan 4 hari aja rasanya susahhh. 

Sorry sorry, curhatnya cukup 3 paragraf saja. Hahahaha

View menuju Curug Lawe Secepit

Sudah beberapa tahun ini saya tinggal di Kota Semarang. Menurut saya pribadi, tempat wisata di kota ini kurang variatif. Pantainya kurang eye-catching, beberapa banyak sampahnya juga. Dataran tingginya juga enggak semenarik kota lain. Mungkin lebih tepatnya jarang ada yang sesuai dengan selera saya. Jadi kalau mau cari tepat yang menarik harus keluar dari Semarang, cuma kan enggak bisa dilakukan tiap minggu. Sampai suatu ketika saya melihat foto dari kawan saya yang memperlihatkan sebuah air terjun yang bagi saya cukup menarik dan enggak jauh dari Semarang. Kenapa saya bilang menarik? Karena sepi bangeett, airnya cukup deras dan kalau pas kabut cakep banget. 

Setelah saya coba riset, ternyata dari Kota Semarang cuma 1 jam perjalanan saja. Wah tanpa pikir lama saya langsung gas saja! Berangkat dari tempat saya sekitar pukul 1 siang biar dapetin kabut. Saya enggak tahu dasarnya apa, tapi dataran tinggi itu opportunity kabutnya akan lebih besar ketika siang hari sampai sore. Lokasi air terjun ini sebenarnya berada di perbatasan Semarang dan Kendal, walaupun secara administrasi sudah masuk ke Kab. Kendal cuma lumayan dekat, kok. Bukan Kendal yang pojok barat, jadi santai aja.

Rute Menuju Lokasi

Rutenya, kalau kalian berada di area Undip bisa langsung ke arah selatan menuju Ungaran, nanti kemudian ambil ke arah jalan raya Gunung Pati ikutan saja jalannya sampai ke Kecamatan Mijen nanti ambil kiri ke arah Boja. Setelahnya ambil kiri lagi di pertigaan Terminal Cangkiran, naik ke atas ke arah kebun teh Medini. Nah air terjun yang maksud ini lokasinya sebelum kebun teh. Biaya masuk ke Air Terjun Lawe Secepit adalah IDR 5,000 per orang dan IDR 2,000 untuk parkir per motor. Saya enggak merekomendasikan air terjun ini untuk kalian yang mau pakai mobil karena enggak ada lahannya. Kalau dipaksa sih kemungkinan bisa, tapi harus numpang ke halaman warga setempat. Cuma tidak ada jaminan bahwa warga akan menyetujui hal tersebut. Jadi, ya pakai motor saja.


Untuk sampai ke air terjun perlu trekking sekitar 15-30 menit. Trek tergolong mudah untuk saya pribadi karena tidak perlu menyeberangi sungai seperti air terjun pada umumnya. Jalan setapaknya pun terbilang sangat jelas. Jadi kalau kalian mau solo trekking seperti saya, bisa dibilang cukup aman. Selama perjalanan kalian akan disuguhkan pemandangan hutan hujan tropis yang cukup lebat. Di beberapa point treknya cukup terbuka, jadi kita bisa melihat 

Setelah 15 menit jalan kaki, saya akhirnya sampai ke lokasi air terjun. 




Gokilll sudah lama banget saya pengen datang ke air terjun yang sepi dan berkabut begini! Terlihat mengerikan karena cuma ada saya sendiri di tempat ini, tapi saya puas sekali dengan air terjun ini. 

Karena saya cuma sendirian, mau enggak mau harus pakai tripod agar bisa motret diri saya sendiri. Sayang banget saya belum punya lensa wide yang mumpuni waktu itu. Tapi daripada tidak dapat apa-apa, maksimalkan saja yang ada dulu. Hehehehe


Setelah puas menikmati me time, saya putuskan untuk segera naik ke parkiran. Ya, naik! Daripada ketika berangkat, justru lebih capek ketika perjalanan pulang karena treknya naik dan beberapa point jalannya cukup terjal dan licin. Tapi sekali lagi saya puas karena menemukan air terjun yang relatif dekat dan cocok sekali dengan selera saya.

Beberapa waktu lalu, saya kembali solo trekking ke air terjun dan saya bikin dalam format video. Saya drop videonya di bawah ini. Please kindly check it out, in case you wondering!



What do you guys think?

Selamat berkelana, semoga kita berpapasan!

Salam Hangat.
Angga Tannaya


0 Response to "Solo Trekking menuju Curug Lawe Sicepit"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel