Menikmati Sejuknya Air Terjun Grejengan Kembar



Kalau diingat kembali, ternyata sudah cukup lama juga saya tidak mengeksplorasi curug-curug di area saya tinggal. Padahal bisa dibilang saya ini senang sekali kalau disuruh mengunjungi curug atau air terjun eksotis di sejumlah daerah. Hal ini juga yang mendorong saya untuk selalu mempunyai keinginan agar bisa mengunjungi Tumpak Sewu atau Air Terjun Kapas Biru yang pesonanya bukan main keren banget! Tapi, sayang sekali belum ada kesempatan untuk ke sana. Semoga suatu saat terlaksana. Hehehe

Di kota tempat tinggal saya, terdapat sejumlah air terjun yang menarik pula untuk dikunjungi. Sebut saja Kedung Kayang, Sekar Langit, Curug Silawe dan sebagainya. Namun, ada satu curug yang belum sempat saya kunjungi sampai sekarang yang bernama Grejengan Kembar. Padahal lokasi curug ini tidaklah sejauh Kedung Kayang yang harus melewati jalanan berkelak-kelok khas daerah Selo. Dan tidak perlu juga menyeberang sungai kecil agar sampai dekat air terjun.

Karena penasaran, saya pun akhirnya mengumpulkan niat untuk mengunjungi Grejengan Kembar, kebetulan stok foto di laptop saya sudah mulai menipis, jadi sekalian saja. Hehehe. Jaraknya bisa dibilang lumayan dekat jika ditempuh dari pusat Kota Magelang, sekitar 30-40 menit saja. Tapi, karena saya harus menjemput seseorang di daerah Grabag, otomatis harus memilih jalan yang memutar. Bahkan bisa-bisa lebih dari 1 jam. Belum lagi kalau motor saya enggak kuat menanjak di jalanan Grabag-Ngablak yang tanjakannya memang bikin motor saya ngos-ngosan, lebih lama lagi pastinya. Untung saja pemandangan di sepanjang perjalanan itu keren banget, jadi ya dinikmati saja. Haha

Kalian tidak perlu mengikuti rute saya untuk melewati Jl. Raya Grabag, lebih baik lewat rute Jl. Raya Salatiga saja. Oke, anggap saja kita sama-sama start dari mall ARTOS Magelang, cukup ikuti saja jalan lingkar Magelang, tidak perlu melewati kota karena justru membingungkan dan semakin jauh. Setelah bertemu Terminal Tidar Magelang, lurus saja lagi sampai bertemu pertigaan jika ambil arah kanan maka akan menuju Salatiga. Karena Magelang dikelilingi beberapa gunung, jadi jalanan menanjak tidak akan bisa dihindari, tapi untung saja sekarang jalannya sudah lebih terawat jadi tidak perlu khawatir. Ikuti saja jalan utama, hingga menemukan plang “Grejengan Kembar” di sebelah kiri jalan. Kita hanya perlu mengikuti petunjuk arahnya saja dan sampai deh di tujuan yang dimaksud.

Setelah sampai di lokasi, tidak ada loket penjualan tiket sama sekali. Saya enggak tahu nih kenapa enggak ada, bisa jadi karena saya datang saat masih pagi dan kebetulan Hari Jumat yang mana orang-orang biasanya lebih aktif berkegiatan setelah tengah hari atau ada hal lain. Tapi menurut beberapa kawan-kawan blogger, tiketnya hanya IDR 5.000,- saja per orang, atau bisa juga lebih dari itu. Misal naik pun saya rasa tidak akan terlalu jauh dari tiket yang saya sebutkan.

Tebing yang dibelah dan rapi banget!

“Nderek langkung, Bu” ucap saya, “Nggih, monggo, Mas. Tindak curug?” balas seorang ibu yang sedang mencari rumput di area air terjun. Tahu artinya? Hehehe. Intinya adalah numpang lewat atau permisi.


Untuk sampai ke air terjun, jalannya sangat mudah. Trek sangat jelas dan terlihat pengurus wisata ini memang merawatnya dengan baik. Yang saya suka, treknya berupa jalan setapak dengan pohon pinus di kiri dan kanan. Hal ini mirip sekali dengan trek ketika mendaki gunung, jadi kangen saya ehehehe. Tapi tenang, treknya landai kok enggak bikin ngos-ngosan yang berlebih seperti mendaki gunung. Kita akan melewati pula trek dengan pohon-pohon bambu yang rimbun sekali pada awal sebelum melewati hutan pinus.

Saya baru sadar ternyata Grejengan Kembar ini termasuk dalam area Taman Nasional Gunung Merbabu, ditandai dengan beberapa plang yang saya lihat di sepanjang trek. Setelah sekitar 10-15 menit, saya sampai di air terjun, enggak butuh waktu lama pokoknya! Namun, sayang sekali waktu itu debit air Grejengan Kembar tidak terlalu deras. Yah, memang karena kedatangan saya ketika musim kemarau. Eh, enggak tahu juga, deng. Soalnya beberapa kali sempat hujan juga. Saya sering bingung dengan musim di Indonesia akhir-akhir ini.



Tidak banyak pengunjung pada hari itu, hanya ada seorang bapak dengan anak laki-lakinya yang terlihat asyik sekali bermain air. Jadi teringat dengan masa kecil deh, hehehehe.


Saya masih bingung, sebenarnya orang-orang itu bisa mendapat view Grejengan Kembar dari arah bawah itu lewatnya mana, sih? Saya sama sekali enggak nemu ada jalan kecil yang bisa mengantarkan saya untuk bisa melihat air terjun dengan lebih luas. Enggak mungkin dong harus turun mengikuti aliran air terjun berupa batu-batu besar nan licin, berbahaya sekali pasti kalau tiba-tiba banjir datang. Apakah ada jalan lain yang tidak saya tahu, ya? Jika mungkin memang ada, mungkin sudah tertutup oleh rumput yang sudah meninggi.

Hal ini membuat saya−seseorang dengan kamera berlensa 35mm−harus memutar otak supaya bisa dapat angle yang lebih baik. Di saat seperti ini, rasa ingin memiliki lensa ultra wide semakin menjadi-jadi, haha. Tapi, ya sudah, manfaatkan yang ada saja dulu. Dan saya memang harus balik ke sana lagi sih sepertinya. Semoga jalan rahasia yang saya maksud tadi bisa ketemu. Haha




Jadi, apakah Grejengan Kembar menarik untuk kalian?


Selamat berkelana, semoga kita berpapasan!

Salam hangat,
Angga Tannaya

0 Response to "Menikmati Sejuknya Air Terjun Grejengan Kembar"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel