Jaga Bumi untuk Generasi Mendatang



Bumi dan seluruh isinya merupakan sebuah ekosistem luar biasa yang telah Tuhan ciptakan. Keanekaragaman hayati menjadi salah satu hal paling penting untuk menjaga ekosistem tersebut. Bayangkan saja, hutan menjadi sebuah pusat kehidupan bagi mahluk hidup di bumi, bagaimana jika hutan dan seluruh isinya musnah? Apakah manusia akan tetap hidup normal? Saya rasa ekosistem ini akan kacau dan tidak seimbang jika salah satunya hilang atau punah.

Saya yakin, banyak orang sepakat ketika ada pendapat yang menyatakan bahwa "Manusia adalah mahluk paling mulia." Hal tersebut karena hanya manusia yang memiliki akal dan hati nurani. Tetapi, di lain sisi, ternyata manusia pula yang menjadi mahluk paling egois di muka bumi. Kadang ada saja yang tega membakar hutan kemudian dijadikan sebuah kebun yang mana akan menghasilkan uang untuk satu kalangan saja. Padahal kita semua tahu bahwa hutan merupakan faktor paling penting untuk kehidupan mahluk hidup di bumi. Hutan menjadi tempat tinggal hewan, sumber makanan, atau bahkan menjadi sumber obat-obatan dan manusia sangat membutuhkan itu. Kita tak boleh lupa bahwa semua keanekaragaman hayati ini berada pada ambang kepunahan.

Hewan seperti Harimau Jawa telah punah, dan generasi mendatang tak akan pernah berjumpa dengan mahluk gagah yang satu ini. Lalu bagaimana dengan hewan dilindungi lainnya? Saya tidak rela jika di masa depan saya tidak bisa berjumpa dengan mereka lagi. Ekosistem luar biasa ini harus kita jaga sampai kapanpun. Manusia sebagai mahluk berakal harus berada di garis terdepan untuk melindungi seluruh mahluk hidup di bumi.

Upaya melindungi keanekaragaman hayati bisa dimulai dari hal sederhana. Contohnya adalah menjaga bumi ini tetap bersih dengan tidak membuang sampah sembarangan. Lebih baik lagi jika kita bisa mengurangi penggunaan sampah plastik sekali pakai. Perlu diketahui bahwa masalah sampah yang terdengar sederhana ternyata bisa berdampak buruk pada mahluk hidup. Beberapa waktu belakangan ini ada kasus ikan paus mati terdampar, setelah diselidiki ternyata ikan paus ini mati karena memakan sampah dengan jumlah yang sangat banyak. Hal ini tentu menjadi cambuk bagi manusia yang terlalu egois karena tidak memikirkan dampak membuang sampah. Kita seharusnya bisa lebih bijaksana dalam menggunakan kemasan plastik sekali pakai.

Paus Sperma mati terdampar dengan sampah plastik dalam perut. Foto: SEAME/Mongabay Indonesia

Banyak hal yang tentu dapat kita lakukan untuk mengurangi penggunaan plastik. Metode 3R saya rasa menjadi salah satu solusi untuk mengurangi sampah plastik, ditambah lagi metode ini sudah cukup dikenal khalayak ramai. Apa pengertian dari 3R? Reuse berarti kita dapat menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama atau fungsi lain. Reduce berarti kita harus mengurangi segala sesuatu yang dapat menyebabkan sampah. Yang terakhir adalah Recycle yang berarti kita dapat mengolah kembali sampah menjadi barang baru yang tentu bermanfaat.

Pembuatan Ecobrick. Dokumentasi pribadi

Ada satu solusi lagi yang tidak kalah keren dari metode 3R, yaitu Ecobrick. Secara singkat Ecobrick merupakan sebuah langkah yang mana memadatkan sampah plastik ke dalam sebuah botol plastik. Walaupun terdengar sederhana, metode ini tidak bisa dilakukan dengan cepat. Kita harus bersabar karena sampah plastik kering dengan jumlah yang begitu banyak kemudian dicincang, belum tentu bisa memenuhi 1 botol plastik ukuran 1,5L. Bagi saya, hal ini tentu menjadi salah satu kelebihan metode Ecobrick, karena hal tersebut berarti akan sangat menghemat tempat untuk sampah. Ketika botol-botol sudah terkumpul, maka bisa dikreasikan menjadi barang atau furnitur sederhana. Contohnya bisa menjadi kursi, atau meja. Jika furnitur Ecobrick ditempatkan di tempat umum, maka secara tidak langsung akan memberikan edukasi kepada masyarakat yang melihat hasil kreasi dari sampah itu.

Sumber foto: https://www.instagram.com/msig_id/ 

Tidak bisa dimungkiri bahwa edukasi pengolahan sampah merupakan salah satu faktor terpenting. Semua usaha atau metode pengolahan sampah akan percuma jika pola pikir tersebut tidak terbentuk pada diri manusia. Seperti yang dilakukan oleh perusahaan asuransi MSIG Indonesia, mereka melakukan sebuah kegiatan edukasi untuk menanamkan rasa cinta pada lingkungan sejak usia dini pada murid-murid sekolah dasar mengenai pentingnya pelestarian lingkungan. MSIG menyadari bahwa keanekaragaman hayati sangatlah penting untuk generasi mendatang. MSIG memastikan pengembangan masyarakat untuk masa depan yang lebih baik melalui bisnis asuransi umum (Asuransi yang memberikan ganti rugi kepada Tertanggung atas kerusakan atau kerugian harta benda) dan jasa keuangan. Lebih lengkapnya bisa dilihat pada tautan berikut: msig.co.id/biodiversity

Langkah pemerintah dalam melestarikan keanekaragaman hayati dengan bentuk Taman Nasional maupun Cagar Alam patut diapresiasi. Hal itu berarti banyak manusia yang sadar bahwa hewan dan tumbuhan perlu dilindungi. Tugas kita sebagai manusia adalah mendukung langkah tersebut yaitu dengan lebih menghargai hidup hewan dan tumbuhan. Hal lain yang dapat kita lakukan untuk mengupayakan kelestarian alam adalah dengan menumbuhkan etika saat berkegiatan di alam terbuka. Saya teringat pada slogan untuk para petualang: jangan ambil apapun kecuali gambar, jangan meninggalkan apapun kecuali jejak, dan jangan membunuh apapun kecuali waktu. 3 kode etik ini seakan menjadi pengingat manusia ketika sedang berkegiatan di alam bebas.

Akhir-akhir ini para pemuda Indonesia sedang gencar menyuarakan agar kita tidak melakukan aktivitas apapun di Cagar Alam. Semua kegiatan diluar penelitian dan kegiatan berizin adalah ilegal. Karena hal tersebut dapat mengganggu ekosistem dan merusak lingkungan kawasan konservasi. Saya sebagai orang yang senang berkegiatan di alam terbuka akan selalu berupaya untuk tetap melestarikan keanekaragaman hayati. 

Terakhir, yang kita bisa lakukan untuk bumi ini adalah dengan memulai pelestarian dari diri sendiri dan kemudian tularkan pada orang lain. Pastikan generasi mendatang tetap dapat melihat keberagaman di negeri ini tanpa ada satupun yang berkurang atau punah. Mari bersama-sama kita jaga bumi ini untuk masa depan yang lebih baik. Salam lestari!


Salam hangat,
Angga Tannaya

2 Responses to "Jaga Bumi untuk Generasi Mendatang"

  1. Kalau untuk saya sendiri, cara saya mencintai lingkungan adalah dengan tidak membuang sampah sembarangan.

    Itu sepele dan sangat sepele.

    Namun penyebab utama pencemaran lingkungan adalah sulitnya kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya betul sekali. Kesadaran pada masing-masing individu memang yang terpenting

      Delete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel